Friday, 13 October 2017

Terasa sama

Malam ini mengingatkanku pada malam yang sama seperti sebelumnya.
Diawali dengan hujan rintik dan pikiran yang menjelajah kemana mana.
Dari sisi logis, aku masih optimis dengan cita cita dan tahu ingin seperti apa aku menjadi.
Dari sisi batin, aku masih yakin dan ingin terus yakin bahwa keputusan terbaik adalah dari Ilahi.
Malam ini sama seperti malam itu.
Ada sisi batin yang rasanya tak menentu.
Sulit dijelaskan, tetapi seperti menanti sesuatu, agar aku tahu apakah aku harus bertahan ataukah pergi.
Aku tahu keputusan itu membutuhkan proses, dan aku disisiku harus sabar menanti.
Menanti sesuatu yang akan membuat aku harus tegar menahan sedih ataukah sesuatu yang berakhir indah.
Malam ini sama seperti malam itu.
Kubuka buku yang aku dapat setelah lama kuminati.
Berharap rasa ini terobati.

=======================================================================

Berikut syair yang indah, dikutip dari buku 'La tahzan' karangan Dr Aidh al-Qarni: 

Kuingat Engkau saat alam begitu gelap
Gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam
Kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang,
Dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah
(La Tahzan hal.1)

Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna,
Akan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabb-ku
(La Tahzan hal. 2)

No comments:

Post a Comment