Tuesday, 3 April 2018

Happiness

Selamat malam teman, lama tak bersua dengan blog ini. lama juga tak menulis.
Sebenernya dalam draft pikiranku banyak yang ingin aku ceritakan.

Kali ini aku akan ceritakan sesuatu yang menurutku menarik dan juga mungkin bisa diambil nilainya. Jadi cerita ini bermula dari diutusnya aku oleh kantor pada tanggal 19 maret 2018 untuk dinas diluar kota, kali ini aku ditugaskan ke Surabaya, kota pahlawan dan juga kota yang ingin aku kunjungi (maklum ya coy, sini jarang main ke daerah sana..wkwk).

Tugas atau misiku ini yaitu membantu ataupun melakukan pendampingan customer untuk deploy suatu perangkat bernama Hardware Security Module(HSM) di data center. Terlihat sederhana bukan? 😋 Customer kita ini terdiri dari 5 orang, sedangkan dari tim kita ada 2 orang.

Yaah seperti biasa, untuk mengakrabkan suasana di malam hari sebelum bener2 kerja, kita bersama janjian makan malam. Kali ini di restoran seafood. Dari sini kita banyak sharing, ngobrol keseharian dan macam macam yang tujuan nya ya agar dalam rangka kerja ini tidak kaku namun cair.
Hai teman aku ingin bertanya nih...Apa dugaan kamu akan agama ataupun kepercayaan yang dianut oleh sementara sebagian besar orang2 etnis tionghoa?
Yes, itupun yang aku pikirkan ketika itu.
Hai teman jangan salah sangka ya dengan pertanyaan itu, aku enggak rasis ya.

Lanjut ke cerita, malam itu menjadi malam yang baik untuk memulai kerja esok harinya dan juga malam yang mengenyangkan (wkwk entah sudah berapa seafood yang aku makan)

Esok hari nya di sore hari, waktu ashar sudah masuk, sudah waktu nya untuk shalat. Aku mencari cari tempat shalat di area itu dan menemukan tempat shalat sementara.
Aku melihat 2 temanku itu datang ke arahku, aku tak tahu apa yang mereka cari.
Aku sempat terdiam dan meminta dia mengulang ketika dia menanyakan padaku tempat shalat............. Aku benar benar terdiam sejenak. Ketika pertanyaan itu aku dengar, aku bener2 berpikir apakah mereka ini muslim?wiiih kereeen sekali. Aku ga menyangka. Ternyata dugaanku salah. Rasanya sungguh sangat senang.

Ibaratnya, perasaan yang seperti kamu berada di dalam kesendirian di suatu tempat yang sepi, asing lalu datanglah teman untuk menemani. Gimana sih rasanya?aku yakin seneng banget. Hal ini sudah pernah aku rasakan ketika aku ditugaskan kantor untuk training di Hong Kong. Ketika itu, jarang sekali bisa mendengar suara adzan. Begitu aku menemukan masjid, disana berkumpul para muslim, luar biasa rasanya, bener2 seperti bertemu saudara yang lama tidak bertemu, rasa rasanya ada suatu ikatan batin yang kuat, yang dapat menyatukan walaupun berbeda bahasa dan bahkan walaupun kita sama sama tak begitu mengerti apa yang dibicarakan ketika ngobrol, tetapi kesamaan iman benar benar sudah bikin perasaan ini tenang.

Ya seperti itulah inti dari cerita yang aku bagikan bahwasanya ikatan iman ataupun kesamaan iman, Islam itu dapat menghadirkan rasa tenang, menyatukan perbedaan dan dapat menjadi bahasa yang cukup untuk saling dapat berkomunikasi dan mengerti.

*Hari itu pekerjaan berjalan lancar dan misi terpenuhi, good job you all.
*Di maghrib nya kita shalat berjamaah bareng.
*Sebenarnya kita sudah pernah bertemu di kantornya ketika aku ditugaskan kesana, kala itu aku terlihat kebingungan, dan dia menanyakan padaku apakah aku mencari mushola, dan dia menunjukkan dan mengarahkan ku. Ketika itu aku belum sadar bahwa dia adalah muslim
*Coy dari sisi penampilan, ini orang mirip kayak artis korea lho, beneran, tampan parasnya, gaul penampilannya. Aku rasa banyak fansnya..hehehe :D

--Jakarta, 03 Maret 2018. Ditulis oleh Aji, yang kini dalam kerinduan :)

Friday, 9 February 2018

The proof

13 januari 2017, hari yang aku tunggu, setelah berbulan bulan menahan diri untuk tidak pulang, juga karena kehabisan cuti (cuti sudah habis sejak lama.hehe), akhirnya aku dapat kesempatan pulang. Kembali ke rumah. Jogja. Itupun mungkin karena belas kasihan si atasan..wkwk sempat ditanya "kok pulang?emang masih punya cuti?", ya aku tangkis dengan jawaban "masih punya lah, kan ini awal tahun, dapat jatah 1 hari di bulan Januari". Akhirnya diijinkan. Walaupun ketika itu apabila tidak diijinkan,aku tetap akan berangkat. karena apa? karena rindu.

Karena ini hari biasa, jadi ak pesan tiket untuk keberangkatan pagi, jam 8.45. Daaan aku baru persiapan packing sekitaran subuh, kenapa?karena ak menganggap simpel, aku ga mau bawa banyak2 barang, pakaian dan semacamnya. Aku pengen simpel aja, bawa seperlunya pakai tas punggung ukuran standar dan berangkat ala ala backpacker.

Jam 8.45 kereta berangkat, sekitaran jam 8 lebih baru jalan dari kantor. Mantab. seharusnya untuk urusan seperti ini aku tidak menggunakan rumus "the power of kepepet". karena apa? karena aku juga bergantung pada orang lain. Untuk keberangkatan ini, aku menggunakan ojek online dan baru dijemput sekitaran jam 8. Aku tidak dapat memastikan kecepatan si pengemudi. Jika beruntung aku akan dapat pengemudi yang lajunya cepat.

Diperjalanan, seperti biasa, aku ngobrol dengan pengemudi, mungkin karena keenakan ngobrol, lajunya pun santai, tak tahu bahwa aku sedang kepepet. Akan sangat lucu apabila aku ga jadi pulang karena terlambat naik kereta. Aku pun tak membayangkan itu. Jadi aku minta pengemudi ini untuk laju cepat sembari aku berdoa. Aku yakin doa akan membantu. Aku teringat dengan buku yang pernah aku baca, buku yang ditulis oleh mas Saptuari Sugiharto dengan judul "Catatan Indah Untuk Tuhan". Di cerita itu, si mas Saptu mengalami hal yang sama dengan ku, berangkat mepet menuju stasiun kereta. Di cerita itu, dia dan temannya berdoa agar tetap dapat naik kereta. Mereka disepanjang perjalanan berdoa dengan membaca surat Al-Fatihah. dan berakhir dengan mereka tetap terlambat datang di stasiun, tetapi kereta yang akan mereka tumpangi lebih terlambat lagi untuk berangkat. Itulah "the true power of doa". Ketika bersama sama berdoa untuk tujuan yang baik, InsyaAllah akan dibantu mewujudkannya.

Hmmm jurus ini layak aku coba, disepanjang perjalanan pun aku juga berdoa membaca surat Al-Fatihah ini, kalau dipakai logika seharusnya aku terlambat, sebentar sebentar aku lihat jam, miris sekali padahal jarak masih jauh. lihat aplikasi map, di estimasi tiba juga lebih lebih bikin meringis. Di logika ku memang akan sangat serba terbatas, oleh karena itu aku memohon kepada Yang Tak Memiliki Batas. Singkat cerita diperjalanan diberi kelancaran, jalanan tak terlalu padat, menunggu lampu merah juga tak terlalu lama. Terasa hal hal dipermudah, diringankan dan dilancarkan.
Akhirnya sampai juga di Stasiun Pasar Senen, tukar tiket dan masuk kereta.Ini aku lari(sambil panik..wkwk). setiba nya aku naik kereta, aku lihat jam menunjukkan sekitar pukul 9.44. Rasa rasa nya bersyukur sekali masih diberi kesempatan dan juga diberi hikmah dan bukti. Aku pun diperjalan juga merasa heran heran sambil senyum senyum sendiri. Aku berpikir ini keren sekali. Alhamdulillah.

*Banyak hal yang apabila kita sadari mengandung banyak pelajaran dan terkadang kita lupa untuk sekadar bersyukur dan ambil hikmahnya. Aku yakin dikehidupan kita, ada beberapa hal yang terasa tak mungkin, berat, tapi itu terjadi dan berhasil dilalui. Hal hal yang dianggap sebagai hal yang "beruntung" itu ada hikmahnya apabila benar benar direnungkan. Nasehat untuk diriku sendiri, renungkan lah apa apa yang kamu anggap sebagai hal yang beruntung. Dari sana akan terasa ada hikmah dan pembuktian dari doa doa dibaliknya. Hal yang dapat membuktikan bahwa selalu ada pertolongan dari Allah SWT.

*Mulailah suka membaca. terutama bacaan yang ada manfaat dan hikmah nya, juga bacaan yang dari kisah nyata, pengalaman. dari sana aku menemukan orang orang yang sanggup memetik nilai dari ujian atau tantangan yang dihadapi. Yang ketika mereka menemukan nilai itu, mereka akan merasa takjub, bersyukur dan bersyukur.

--Jakarta, 09 Februari 2018. Ditulis oleh Aji :)


Friday, 5 January 2018

Tatkala jaman silih berganti, ada kalanya nilai yang dipandang benar pada masa lampau tak lagi sama dimasa ini. Mungkin nilai itu menjadi tak relevan lagi. Inilah nilai nilai relatif. Nilai yang berubah ketika ada suatu parameter atau pandangan baru dianggap menjadi lebih benar dan yang lampau tergantikan. mungkin juga dibuang jauh, dilupakan.
Diantara yang relatif tentu ada yang mutlak. Nilai yang terus sama dari awal hingga akhir. Yang tidak akan berubah ketika apapun terjadi. Parameter, variable, satuan, takaran yang tetap sama menghasilkan nilai yang selalu sama. Apakah nilai mutlak itu?Siapakah yang menyampaikannya? dan Zat apakah yang menciptakan nilai tersebut?
Tentulah ini menjadi renungan kita bersama. kitalah pula yang perlu mencari jawabannya.

 *Tak ada gading yang tak retak, jelas aku tak luput dari salah dan dosa. Apabila ada yang salah dalam istilah atau kata. Mohon koreksi saya. Semoga itu bisa membangun dan berakhir dengan tulisan yang lebih baik lagi.

--Jakarta, 5 Januari 2018. Ditulis oleh Aji

Monday, 1 January 2018

Rethink

Dari semalam hingga pagi ini.
Hanya dalam hitungan sekitar 2 atau 3 jam, mampu membuat aku berpikir lagi.
Sejauh mana pemikiran itu berkembang didalam dirimu.
Sejauh mana doktrin itu membujuk rayu akalmu.
Tentang sistem terbaik, pemimpin terbaik, dan tentang pertanyaan pertanyaan yang menarik logika yang dipercayai harus 'berbentuk'.

Tentang sistem terbaik, yang mana aku yakini benar dan aku yakini akan ada masanya tiba(lagi), kau pun begitu tetapi ada hal yang sedikit mengeryitkan dahi.

Sistem ini lahir bersumber dari nilai nilai yang tertuang dalam kumpulan firman dan juga disampaikan oleh para pembawa pesan dan peringatan Ilahi.
Sistem yang tidak hanya mengatur satu dua hal tetapi semua hal.
Sebagai penganutnya, sudah sewajarnya menilai apa yang terkandung dalam sistem ini adalah sebaik baiknya tuntunan yang tentunya akan memberi manfaat dan akhirnya membawa kita kepada tujuan sistem ini ada.

Dalam kehidupan beragam seperti ini, dengan banyaknya agama dan kepercayaan, masing masing menyakini sistem terbaik baginya. Dari beragam nilai tersebut oleh perwakilannya diambil dan diperjuangkan satu per satu yang dapat diterapkan sebagai kesepakatan bersama.

Sepanjang pengetahuanku, dan apa yang kau telah terangkan. Sistem dalam islam, yang mengatur tentang pemerintahan yang menjalankan syariat islam disebut dengan khilafah dan pemimpinnya disebut khalifah. Tuntunan dalam syariat islam ini terkait hubungan kita dengan Allah SWT (vertikal) dan juga terkait hubungan kita dengan sesama (horizontal). Terkadang ada hubungan horizontal yang nantinya berpengaruh terhadap hubungan vertikal dan juga sebaliknya. Misal larangan meminum khamer/minuman beralkohol, kenapa dilarang?karena itu memabukkan, mabuk itu berarti kehilangan akal sehat dan tidak dapat berpikir secara normal. Lah terus apa masalahnya?ya masalah kalau kita kemudian berhubungan dengan pihak lain, mungkin dari sana, muncul kata kata yang tidak baik, sehingga ada kesalahpahaman dan muncul permusuhan akhirnya terjadi perbuatan kriminal. "Enggak kok aku kalau mabuk ya diam aja, aku tahan mabuk kok". Oh iya tapi badan kamu tidak akan tahan, selain itu untuk peminumnya sendiri akan ada efek negatifnya dari sisi kesehatan. Ujung ujungnya melupakan apa yang seharusnya wajib dilaksanakan 5 waktu dalam sehari.
Berikutnya memilih pemimpin, sebagai muslim hendaknya memilih pemimpin muslim yang adil dan mengayomi, karena apa?setidaknya apabila pemimpin itu memiliki persamaan tentang nilai nilai terbaik yang dapat dijalankan dengan sebagaimana pemimpin memimpin maka mengaturnya pun akan mudah, karena sudah ada kesamaan frekuensinya dan akan membawa masyarakat yang dipimpinnya pun menuju kemakmuran karena seorang pemimpin muslim yang mengerti akan berusaha amanah memegang tanggung jawab, apabila berjanji akan ditepati, ujung ujungnya kehidupan masyarakat diharapkan lebih baik, kalau secara duniawi sudah baik harapannya hubungan vertikal akan membaik. bukankah begitu?.
Berikutnya adalah tentang riba, LGBT dan lain lain nya.
Memang benar bahwa kebanyakan dari tuntunan/ syariat islam itu mengajarkan untuk dilakukan pencegahan sebelum terjadi. Cegahlah hal ini agar tidak terjadi keburukan yang akhirnya menimpa diri sendiri. Tak ada pemaksaan. 

Masuk kepada apa yang kau inginkan. Iya kita ada terdapat kesamaan tetapi kesepakatan bersama yang tadi sempat ku sampaikan ini sudah berakar sejak lama berkembang kemana mana hingga masuk dalam logika individu sementara kebanyakan sekarang. Tentu apabila dalam sekejap dipaksakan maka akan sangat riskan dan beresiko tak memperoleh simpati dan tujuan tak tersampaikan. Sebagaimana ilustrasi yang kalian berikan, kalau seseorang ga suka kopi ya jangan kasih kopi (kasihlah permen kopi nanti sedikit sedikit ia akan tau enaknya kopi) :D :)
Sedikit sedikit lama lama jadi bukit. Bukankah begitu paribahasa nya. Ini menggambarkan apa yang kita mulai sedikit tetapi konsisten itu baik untuk hasil akhirnya. Bukankah hal hal kecil yang dilakukan dengan konsisten lebih baik daripada hal besar tetapi hanya sesekali?
Pendiri negara ini pun sejak lama sudah mengenal tentang banyak sistem dan mempersilakan bagi setiap perwakilan untuk memperjuangkan sistem yang mereka yakini baik. Jadi sistem yang baik muncul dari perwakilan yang baik dalam menyampaikan pesan atau amanah dari pihak yang diwakili. Jika ingin sistem islam dipakai maka pilihlah wakil yang secara konsisten memperjuangkan nilai sistem itu. Bukankah kita memilih untuk wakil wakil yang duduk di DPR itu?sudah kah kita benar memilih?atau masihkah ingat siapa yang kita pilih?
Wakil yang memperjuangkan nilai islam, tentulah yang memilih adalah siapa siapa yang juga memperjuangkan nilai islam, tentu saja kebanyakan adalah muslim. Apakah sudah terlihat polanya?
Jadi hal yang ingin aku tekankan adalah mulailah dari diri sendiri, sudah sejauh mana kedekatan kita dengan Ilahi dan juga sekitar. Apabila kita ingin agar khamer/minuman beralkohol dilarang, ya jangan minum. Apabila kita ingin agar tak ada sistem riba, ya jangan praktekkan atau minimal tekan hal hal berbau riba. Apabila ingin pemimpinnya muslim amanah dan adil, ya cari benar benar profilnya, masa lalu dan rekam jejaknya. siapa tahu dengan melakukan hal hal tersebut, tanpa kita perlu berbicara panjang lebar, tetapi dengan tidakan maka itu akan menjadi dakwah untuk orang lain. penjualan minuman beralkohol menurun, pengguna kredit perbankan rendah. Bukankah itu berita yang bagus?. Tentulah sedikit demi sedikit produk produk yang tidak halal akan tidak laku dan hanya akan tersisa produk produk yang halal. Ketika produk produk tidak halal tidak laku, maka tinggal menunggu waktu sistemnya akan tumbang. Bukankah ini indah?melenggangkan syariat islam dengan mulus dan damai.

Mulailah sedikit demi sedikit, dengan cara yang halus dan damai. Pemaksaan tidak dapat menghasilkan keikhlasan, tetapi keikhlasan dapat muncul apabila konsisten dijalankan.

Think locally, mungkin kita belum sepaham dengan sistem yang sudah berjalan ini, tetapi masih ada ruang bagi kita untuk mengubah atau memperbaiki. Misal ada pemikiran karena sistem kepemimpinan seperti ini, kemiskinan masih banyak, ya cobalah bantu. Bisa dengan menyisihkan sebagian rejeki secara ber ramai ramai misal sekelas di kampus, atau sedivisi di kantor, yang hasilnya digunakan untuk membantu anak yatim piatu atau yang kekurangan. Kan paling ga kita sudah berdakwah, menuntun orang sekantor/sekampus untuk penyisihkan rejeki untuk membantu yang berhak menerima. Lagi lagi sedikit sedikit sistem kepemimpinan islam berkembang walaupun secara lokal.

Aku dan kalian terdapat banyak kesamaan tetapi ada beberapa juga berbeda dari cara memandang. Bukannya salah hanya frekuensinya belum sama saja. Apabila aku sudah mengenal ritme kalian, tentu hubungan kita akan baik. Bukankah saling melengkapi itu baik?
Juga jangan terlalu membenci pemimpin sementara kita, bisa jadi yang kau pikirkan tidak seperti yang sebenarnya. Aku bukan loyalisnya, bukan juga pemilihnya. Sekiranya kebijakan nya baik maka dukung, apabila salah, kalau bisa ya kritisi tapi jangan mencela. Ini pesan juga untuk diriku sendiri. Bukankah memimpin itu tidak mudah?Bantulah dengan sebisa kita.

Diskusi ini benar benar menarik dan aku sangat suka tetapi maafkan aku atas ketidaksiapan ku kala itu. Andaikata kita bisa berjumpa kembali, ajaklah aku membicarakan hal hal semacam ini, mungkin bisa juga lain topik. Semakin banyak ilmu yang kalian bagi, semakin bagus. Aku suka cara bertutur kata kalian, cara memandang kalian pada suatu hal, itu bagus untuk dipahami, jalan pikiran yang runtun walaupun tidak semua hal harus sepakat.

**bagi yang baru mengenalku, mungkin agak sedikit kaget. oh ini orang penginnya menang sendiri.keras kepala.egois.ga mau kalah.
untuk beberapa hal memang benar terutama tentang hal2 yang aku yakini benar adanya, tetapi untuk hal hal yang lain tidak. tetapi itu bukan harga mati. Juga aku bukan suka merendahkan ketika semacam bertanya kembali, "oh bisa?", "emang bisa?", itu cuma semacam konfirmasi yang maksudnya biar suasana cair atau sedikit meledek tapi bukan merendahkan, percayalah. Aku pun sering dibegituin, tapi aku belajar untuk tidak mudah tersinggung. Sedikit demi sedikit aku berusaha belajar berubah ke lebih baik. maka bantulah aku.

**kalau ada dariku yang salah atau kurang tepat, koreksi aku.

**semua yang aku tulis bisa jadi pengingat diriku sendiri.

**intermezzo: aku baru tau kalian kalau menyatu, ngobrolnya bisa cepet dan rame gitu. kadang bingung mau dengar yang mana. kadang dengar tapi ga utuh. kadang juga lebih baik didengar lalu. wkwk

--Jakarta, 01 Januari 2018 - Ditulis oleh Aji yang saat ini rindu kampung halaman :)